Rabu, 22 November 2017

Lontong Balap Suroboyo Punya

Okeee Rek, kali ini lagi di suroboyo makanya bahasan kita kali ini Lontong Balap, opo sih iku lontong balap? Kenapa nama makananya harus lontong balap? Bukan lontong sirkuit atau lontong pitstop gitu kek.

Jadi gini rek, Lontong Balap iku makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota Surabaya di Jawa Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho (bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli lontong balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa tusuk sate kerang.
 
Lontong Balap Bu Hj. Tasniyah
Nah sejarahnya Lontong Balap Menurut cerita dahulu lontong balap masih dijual dalam kemaron besar yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, yang berat dan dipikul keliling kota. Kemaron besar yaitu wadah terbuat dari tanah liat (dibakar menjadi warna merah bata). Karena bobot kemaron yang berat, sekarang tempat ini diganti dengan panci yang terbuat dari logam. Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: balapan), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.
Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan lontong balap berasal. Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. Karena lontong balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi DTC, nama tempat itu pun melekat serta menjadi ciri khas nama masakan "Lontong Balap Wonokromo" yang untuk masa sekarang disebut lontong balap.
Pada masa sekarang lontong balap lebih sering dijual dalam kereta dorong dan warung, meski demikian nama lontong balap tetap tidak berubah. Lontong balap juga adalah makanan favorit orang Surabaya.


Nah wis ngerti ta opo iku lontong balap plus asal muasale kenopo namane jadi lontong balap bukan lontong sirkuit, nah kebetulan waktu itu makan lontonge di Bu Hj. Tasniyah di Jl. Kranggan Garuda, monggo yang mau nyoba jika ke surabaya, kalo yang domisili surabaya mungkin sudah biasa dengan makanan yang satu ini karena menjadi makanan favorit mereka bagi yang menyukainya.


Selasa, 24 Oktober 2017

Tips Menghadapi Summit Attack

Hey temen-temen semua, pasti udah ngak asing lagi dengan kalimat “Summit Attack” bagi para pendaki gunung, summit attack adalah dimana lokasi para pendaki gunung yang telah mendekati dengan puncak gunung tersebut, biasanya jalur pendakian akan semakin sulit dari yang telah di lalui sebelumnya.

Ada beberapa tips nih temen-temen untuk menghadapi “Summit Attack” tersebut dari pengalaman diri saya sendiri dan beberapa sumber lainya, seperti berikut:


Ø  Pertama, meskipun pergi bersama rombongan, salah satu orang di antara mereka wajib membawa senter serta battery cadanganya. Baik itu senter, headlamp atau lain sebagainya, lebih baiknya lagi masing-masing membawa lampu penerangan agar lebih safety pada saat jalur pendakian gelap.
Ø  yang kedua, inget ya salah satu penyebab Hipotermia adalah perut kosong dan terkena udara dingin pegunungan, maka dari itu wajib mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan “Summit Attack”. Sebisa mungkin isilah dengan makanan dan minuman hangat agar tidak cepat lelah dan lemah.
Ø  Yang ketiga, bawalah makanan dan minuman yang cukup saat di perjalanan menuju puncak, seperti roti, kue, coklat dan lain sebagainya. Minumlah secara teratur untuk menghindari dehidrasi.
Ø  Yang ke empat, ini tidak kalah penting dari yang sebelumnya, bawalah perlengkapan P3K demi keamanan dan antisipasi apabila hal buruk terjadi.
Ø  Yang ke lima, sebenarnya bukan hanya seorang ‘leader’ atau ‘sweeper’ yang harus memperhatikan dan menjaga teman dalam tim pendakian, tetapi semua anggota harus ikut andil dalam saling menjaga satu sama lain.
Ø  Yang ke enam nih, INGAT!! Jangan meninggalkan sampah apapun dan jangan pula iseng mencoret-coret batu/pohon menggunakan spidol atau benda apapun sehingga merusak keindahan lingkungan.
Ø  Yang ke tujuh, jika mulai merasa tidak fit atau sakit, segera cari bantuan minimal pada teman satu tim dan turun ke dataran yang lebih rendah.
Ø  Yang ke delapan, nah ini yang terakhir temen-temen sekalin jikalau tidak mampu sampai ke puncak, maka jangan di paksakan! Ingat bahwa masih ada “lain kali”

Summit Attack Merapi Mountain (Garuda Peak), Selo, Boyolali - Indonesia






Rabu, 11 Oktober 2017

Bolehkah Check-In tanpa KTP????

Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam terserah anda gunakan sesuai dengan waktu anda baca hehe. Gini guys, ane sering dapet pertanyaan bahkan ane sendiri pernah ngalamin lah kejadiaan seperti berikut, “Broo, kalo mau check-in bandara boleh ngak tanpa pake KTP”. Sebenernya gini sih kalo kalian booking tiket atau beli tiket tanpa identitas terikat (ngak masukin kode identitas diri waktu booking atau beli tiket) seperti memasukkan kode KTP/SIM/KTA/KTM yaa bebas aja dan boleh kok pas check-in pake yang seadanya ada di dompet ngak harus KTP. But, kalo kalian udah booking atau beli tiket dengan memasukkan kode KTP/SIM/KTA/KTM setau ane agak susah guys, ya mungkin sebisa mungkin minta keringanan sama yang bagian check-in, karena kan kode identitas anda sudah ter-input dalam tiket, kalo pengalaman ane waktu itu beli tiket di travel*ka dan waktu check-in pake SIM bisa kok masuk hehe, padahal KTP ketinggalan di rumah saat itu.


So, kalem Guys selama kalian masih ada identitas yang lain bisa di wakilin dengan identitas tersebut, jangan panik dulu, tetap tenang dan keluarkan identitas diri kalian selain KTP karena SIM/KTA/KTM juga dapat menyelamatkan dari kegagalan keberangkatan anda hehe. Cuman ngingetin aja identitas kalian terutama KTP harus tetap dibawa kemanapun anda bepergian, tanpa dia kalian bukan hanya terhambat pada transportasi saja tetapi pada hal lain ketika berada di luar kota. Selamat berlibur, bekerja atau pulang kampung hehe

Senin, 25 September 2017

Alasanku Kembali Dalam Pergi

Aku pergi berjalan hanya untuk kembali pulang
Menepati janji pada Ibu ku melihat kembali raut senyum manisnya
Ketika aku melampaui batas dan bahaya mengintai
Mengejar sesuatu yang selalu menjadi misteri dalam benak ini

Ketika kabut menutup jalanku dan gelap rimba menyesatkan
Aku yakin berkat do'a ibu ku aku masih dapat berdiri sampai saat ini
Dan kerasnya karang serta dalamnya lautan yang menenggelamkan
Sekali lagi, aku yakin berkat do'a ibu ku aku masih dapat berdiri sampai saat ini



-Tanjung Lesung, Banten. 2017-

Minggu, 05 Maret 2017

Garis Waktu: Sebuah Perjalanan Menghapus Luka





Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.


Kutipan kata dari sebuah buku yang berjudul Garis Waktu yang di tulis oleh Fiersa Besari 



1. Jangan memikat jika kau tak berniat mengikat.

2. Lagi-lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Sementara realitas? Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya.

3. Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah bosan. Yang sulit itu cara menunjukkannya.

4. Tak perlu menyeragamkan diri dengan kebanyakan orang. Tak perlu kekinian (karena yang kekinian akan alay pada waktunya). Tak perlu repot-repot menyamakan diri dengan orang lain. Kau diciptakan untuk menjadi unik. Sudah terlalu banyak orang yang sama seperti kebanyakan orang.

5. Aku mengalah. Aku mengalah karena aku percaya, kalau kau memang untukku, sejauh apapun kakimu membawamu lari, jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali padaku.

6. Lambat laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya.

7. Biarlah "Apa kabar?" menjadi pengganti "Aku rindu"; "Jaga dirimu baik-baik"menjadi pengganti "Aku sayang kamu"; Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu' Pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu.

  


8. Di dunia paralel, keadaannya akan jauh berbeda. Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.

9. Aku ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. Lalu, aku akan bertingkah tak peduli, agar kau tahu rasanya jadi aku.

10. Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.

11. Aku tidak mahir mengejar, tapi aku tahu cara menunggumu. Aku tidak mahir berkata-kata, tapi aku tahu cara mendoakanmu. Aku tidak mahir memberi saran, tapi aku tahu cara mendengarkanmu. Aku tidak mahir melawak, tapi aku tahu cara membuatmu bahagia. Aku tidak mahir memimpin, tapi aku tahu cara menuntunmu. Aku tidak mahir untuk rela mati, tapi aku tahu cara hidup denganmu. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas.

12. Tidak perlu bersama selamanya. Selamanya terlalu lama. Seumur hidup saja. Untukku, itu sudah lebih dari cukup.

13. Untuk apa memajang foto kita berdua? Cita-citaku ingin fotomu ada di buku nikahku. Untuk apa mention-mentionan mesra? Selama ada pulsa, aku lebih memilih kita berkomunikasi di chatbox, sms, atau telepon. Kita, cukup kita yang tahu. Untuk apa mengucapkan Happy Anniversary setiap bulan? Aku ingin menjadi seseorang yang bisa bersamamu tahunan, bukan bulanan. Untuk apa menulis namamu di bio? Apa belum cukup namamu dalam setiap doaku pada Tuhan? Karena sebuah kebahagiaan tidak perlu dipamerkan kepada dunia.

14. Sudahlah. Aku dan kamu tak usah di gembar-gembor. Yang hening-hening syahdu itu yang biasanya langgeng. Bukan yang di pamer-pamer. Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat. Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain.

15. Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap "Aku membutuhkanmu".

16. Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya.

17. Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini, kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam.

Kamis, 16 Februari 2017

Kutipan Kata-kata Buku: Konspirasi Alam Semesta

Penulis oleh Fiersa Besari bertemakan tentang percintaan, tetapi juga tentang kawan, keluarga, perjuangan dan perjalanan.



“Namun, ‘rasa’ memang punya jalannya sendiri. Ia tak serta-merta hadir untuk diutarakan. Kadang, ‘rasa’ hanya untuk dinikmati dalam kesendirian, dengan setumpuk harapan.” – Bab Konspirasi Alam Semesta halaman 7

“Beberapa rindu memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa.” – Bab Kau halaman 12

“Masa lalu, sepahit apapun itu, bukanlah untuk dilupakan, melainkan untuk diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan. – Bab Juara Kedua halaman 21


“Dan satu wajah itu muncul di malamku, diam di sela-sela berlian yang bertaburan di lautan angkasa. Dari kejauhan dapat kulihat ia tersenyum, mengatakan bahwa ia akan selalu menungguku pulang untuk mengecup keningnya. Membuatku sadar: cintanya yang seluas samudera telah menuntunku pada ujung pengasingan.” – Bab Telapak Kaki Hlm. 64


“Sepasang manusia tidak lagi ditakdirkan untuk jatuh cinta, mereka berjalan di dalamnya. Mensyukuri detakan jantung mempercepat, menikmati detikan jam melambat. Hingga entah kapan Tuhan berkenan mempersatukan mereka. Dan kebahagiaan, meski tak lama menetap, tetaplah kebahagiaan.” – bab Tanpa Karena Hlm. 102

Konspirasi Alam Semesta

Lirik lagu Fiersa Besari


diam dan rasakan debaran jantungku
saat kau ulurkan tangan untuk menolongku

kepakkan sayapmu, bawa aku terbang
luka yang tersisa luruh dalam dekapmu

pernahkah kau terjatuh secara sukarela?
sebab kau yakin seseorang akan menangkapmu
seseorang akan mengajarimu cara tertawa
cara percaya, cara mengeja rasa tak bernama
seketika itu pula, jagat raya berhenti bergerak
jiwamu terbakar, ragamu lebur
dan dirimu hanya bisa menyerah, karena kau tahu
kau menyerah pada orang yang tepat

aku milikmu hari ini, esok dan nanti
aku milikmu

Senin, 06 Februari 2017

Hari Pelarian Pertama

by Fiersa Besari

Aku tahu, meninggalkan lingkungan familiar bukan hal mudah. Melepaskan keterikatan dengan orang-orang yang menyayangiku juga bukan perkara gampang. Apalagi pergi darimu; itu hal yang muskil.

Namun, biarlah aku mencoba. Biarlah sebuah perjalanan mengajarkan tentang apa yang namanya kerinduan. Biarlah sebuah petualangan memperkenalkan dengan persahabatan baru.

Jika aku berhasil, aku akan punya cerita manis untuk dikenang. Jika aku gagal, aku akan bangun di suatu pagi dan berkata, "Setidaknya aku sudah mencoba."

(Narasi diambil dari buku Garis Waktu)