71 tahun kita terlepas dari tekanan penjajah, kita tidak
lagi merasakan di pekerjakan secara paksa tidak diberikan imbalan bahkan
makanan, diperas tenaga setelah habis dibiarkan sakit, sekarat lalu mati. Kita
juga tidak lagi merasakan krisis pangan dimana masak sayuran tanpa adanya
garam, kita juga tak lagi merasakan ketakutan di saat tidur akan datangnya para
penjajah yang keji menyiksa dan menjarah harta benda kita, inilah Indonesia
setelah 71 tahun kemudian.
Indonesia negara yang berada tepat di garis khatulistiwa,
memliki lebih dari 17.504 Pulau, 1.340 Suku Bangsa, 546
Bahasa dan 6 agama semua terangkum dalam kibaran bendera merah putih serta
burung Garuda nya, proses pembentukannya menjadi Indonesia saat ini apakah
mudah? Romusha, Rodi, Penghianatan, Pembantaian, Penjarahan, Penculikan, sampai
Pembunuhan melengkapi jalan cerita menuju terbentuknya Indonesia saat ini yang
kita rasakan sekarang. Kita memang sudah mendengarkan cerita melalui guru
sejarah kita saat kita masih mengenyam di bangku sekolah tetapi pedulikah kita
dengan sejarah? Pedulikah kita akan negara ini? Cobalah bertanya kepada kakek
atau nenek yang masih diberikan umur panjang tentang bagaimana kehidupan pada
waktu masa penjajahan, disitulah detail cerita yang sesungguhnya keadaan
kehidupan di masa penjajahan, bisa saja salah satu di antara kakek dan nenek
dahulu menjadi pahlawan yang berjuang memerdekakan bangsa ini.
Pahlawan telah gugur di medan perang, tak terhitung berapa
jumlahnya, darimana asal sukunya, berapapun umurnya, semua telah membela dan
memperjuangkan tanah air ini, bangsa ini, negara ini, harapan beliau yang telah
gugur hanya menginginkan bangsa ini akan lebih baik, damai, tentram, sentausa,
rukun serta makmur, bersatu dalam kibaran sang saka merah putih. Sadarkah kita
akan perjuangan yang mereka bangun sekian lama dalam tekanan penjajahan?
Pedulikah kita akan apa yang telah mereka perbuat untuk bangsa ini? Dan
berfikirkah kita jika semua cita-cita serta harapan para pahlawan tidak
tercapai? Di alam sana mereka bersedih dan menangis “Untuk inikah perjuangan
kami selama hidup kami membela dan memperjuangkan bangsa ini” terkenangkah
mereka? Pedulikah penerus generasinya?
http://inspirasimagz.com/wp-content/uploads/2016/05/veteran-Indonesia.jpg
Seiring perkembangan zaman kita telah tergerus dan terseret
oleh kehidupan global, dimana manusia menjadi budak dalam segala hal, bukan
lagi kerja paksa melainkan gaya hidup modern, salah satunya benda yang disebut uang
dimana “Uang membuat orang menjadi hati-hati” melupakan segalanya keluarga,
sanak saudara, harga diri bahkan agama dapat dibeli dengan benda tersebut.
Adanya uang bangsa ini tidak semakin baik terlalu banyak kasus yang
bersangkutan dengan benda tersebut mulai dari korupsi hingga merambah ke
segalanya, bahkan sampai detik ini sekalipun kasus ini sulit untuk di musnahkan
di negeri ini. Di sisi lain terciptanya suatu benda yang malah memalingkan
pandangan generasi muda akan pendidikan, perilaku dan bahkan agama/kepercayaan
sekalipun, salah satunya tontonan pada televisi yang tidak mendidik, video
game, gadget yang salah dalam penggunaanya dan masih banyak lagi. Kita hampir
tidak menemukan lagi anak-anak kecil mengaji dan belajar setelah shalat maghrib
terutama di kota-kota besar seperti di era 80-an, seakan mengaji itu kuno
belajar itu tidak terlalu penting. Alhasil “Tuntunan menjadi Tontonan, Tontonan
malah menjadi Tuntunan” Kasus Guru di keroyok murid orangtuanya pun ikut-ikutan
ngeroyok, Narkotika dan obat-obatan terlarang, Oplosan, Begal, munculnya
generasi yang disebut Cabe-cabean, Acara sinetron yang tidak mendidik, Korupsi
berjamaah, prostitusi artis, Jual beli manusia, Pembuangan bayi yang tak
berdosa, intoleran perbedaan pendapat, Pembakaran Masjid, Bom bunuh diri, Hukum
pancung, ada pula kasus-kasus individu yang di tayangkan secara mendetail dan
memperpanjang durasi guna menutupi apa yang terjadi di atas sana dalam dunia
politik pemerintahan, rakyat seakan-akan di bodohi dan di alihkan oleh
berita-berita di televisi yang tidak jelas serta tidak ada sangkut pautnya dengan
kehidupan rakyat/masyarakat, sudah sangat minim dan sangat berkurang suara
mahasiswa/mahasiswi yang dahulu berdiri di depan untuk membela rakyat,
memperjuangkan rakyat seperti yang terjadi pada tahun 1998 kala itu, sekarang
pelopor atau pengkajian politik dan pemerintah di dalam kampus dapat dihitung
dengan jari, terlalu banyak generasi yang egois dan acuh tak acuh di dunia
pendidikan di zaman ini,
http://reportasekampus.com/wp-content/uploads/2015/05/15e3abc3a419c48ae031bcf29cd373c2_reformasi1998.jpg
banyak pula pemimpin/wakil rakyat yang baik malah di copot
dari jabatanya, pemilihan pemimpin bukan lagi dengan cara melihat bibit bobot
bebet atau history dari orangnya melainkan dengan cara yang dapat di ajak kong
kalikong, tidak lagi dengan cara yang islami seperti diangkatnya Abu Bakar
menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Masih sangat banyak PR negeri
ini untuk menuju kemerdekaan yang sesungguhnya.
“Negara dalam keadaan bahaya penguasa lupa akan amanatnya”
salah satu lirik lagu dari Hip-Hop Jogja Foundation, memang masih cukup banyak
penguasa lupa akan amanah dan amanatnya pertiwi hanya dapat menangis dan
berdo’a, negara ini memang tidak semua menghasilkan generasi yang bobrok ada di
antara kita yang banyak menjadi ilmuwan, pemimpin yang jujur tetapi semua itu
lenyap dan musnah karena kita tahu lebih banyak yang hitam daripada yang putih
sehingga yang putih tersingkirkan dari negeri ini, setiap penemuan dan
pencetusan tidak di hargai sama sekali sehingga lenyap begitu saja bagaikan
kertas terlalap api, banyak anak jalanan yang tak mengenyam pendidikan bagaikan
bunga-bunga yang sedang tumbuh bermekaran tiba-tiba musim kemarau layu dan
kemudian mati berserakan tertiup angin, pemimpin lupa akan apa yang pernah
mereka janjikan di atas mimbar janji dan janji membuat bangsa ini hanya memiliki
harapan dan harapan saja seperti terus berteori tetapi tak pernah ada
prakteknya, “yang buruk di sanjung-sanjung, yang baik malah di caci maki” salah
satu potret negara ini.
Indonesiaku, “Tanah Ku Sewa, Air Ku Beli” bahkan di tanah surga
katanya dimana air melimpah, tanah sangat luas tetapi masih ada yang tidur di
jalanan, di emper pertokoan, kolong jembatan di tambah lagi krisis air bersih
yang selalu melanda negara ini ikut andil dalam acara berita setiap tahun,
gunung meletus, gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, lumpur, kekeringan,
kelaparan, angin puting beliung sudahkah kita mengkajinya secara mendalam akan
apa yang telah tuhan berikan begitu banyak cobaan kepada negeri surga ini? Ada apa
dengan negara ini? Mengapa bencana selalu datang menghujani? Apakah negara ini
salah satu negara yang di tegur oleh tuhan? Karena jika tuhan murka akan suatu
pemimpin/kaum, maka tuhan akan mengirim bencana pada negeri tersebut.
http://i787.photobucket.com/albums/yy152/andriantop/bencana_zps30aaed4e.jpg
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra, 17 : 16)
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah
diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan dan mengadakan kerusakan di muka bumi, orang-orang itulah yang
mendapat laknat dan lagi mereka yang memperoleh kediaman yang buruk (Jahannam).”
(Ar’d: 25).
"Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu”
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu”
-Iwan Falls-
Indonesiaku mungkin masih banyak yang harus dibenahi, semua
harus berjalan seperti semestinya jika terus melanggar hukum, janji, norma, Pancasila,
kecil harapan untuk beranjak dari keterpurukan ini, sadarlah akan apa yang
terjadi di negeri ini selama 71 tahun merdeka, bersyukurlah negeri ini masih
dapat merdeka dari tekanan penjajah jangan siakan kesempatan ini, lihatlah
Palestina negeri yang paling pertama menyetujui kemerdekaan Indonesia sampai
detik ini masih terjajah oleh zionis, sadarkah kita akan hal itu? Pedulikah kita
dengan mereka? Berkacalah pada negeri tetangga di sebelah utara, negara kecil
yang terjepit oleh negara lain Brunei Darussalam pernahkah kita mendengar
terjadi bencana disana? Boleh jadi itulah salah satu negara yang di cintai oleh
Allah karena pemimpin dan rakyatnya yang harmonis.
"Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan"
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan"
-Iwan Falls-
“Ayo bangsa Indonesia, dengan
jiwa yang berseri-seri mari berjalan terus.
Jangan berhenti, Revolusimu belum selesai..” -Pidato Bung Karno pada HUT RI-8-
Jangan berhenti, Revolusimu belum selesai..” -Pidato Bung Karno pada HUT RI-8-